Jumat, 15 Juni 2012

review film motivasi


Dari semua film yang saya saksikan tadi saya merasa terharu dan tersentuh sekali,karena begitu besar perjuangan orang tua untuk menghidupi dan membahagiankan anaknya. Banyak juga orang di luar sana yang kurang sempurna kondisi fisiknya tapi masih bisa berkarya dan mendapatkan prestasi yang saya merasa itu susah untuk di raih. Sampai saat ini pun saya merasa belum bisa menghasilkan prestasi apa pun untuk membanggakan ke dua orang tua saya tapi saya akan berusaha untuk jadi yang terbaik meski pun hanya untuk ke dua orang tua saya.
Manfaat yang saya dapat setelah menyaksikan  film tadi saya mendapatkan inspirasi dan semangat baru untuk menjalani hidup ke depan dan saya tidak ingin di anggap remeh oleh orang lain dan saya akan terus berjuang sampai saya bisa memberikan yang terbaik untuk diri saya pribadi atau untuk orang banyak. Saya akan mencoba terus hal-hal baru untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan menggali pengalaman supaya bisa membanggakan orang tua.
Harapan saya ke depan semoga saya bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang banyak. Saya juga ingin menjadikan film tadi motivasi untuk hidup saya tidak hanya hari ini tapi untuk seterusnya sampai akhir waktu saya.

Jumat, 20 April 2012

teori kepribadian sehat menurut humanistik dan Allport

Menurut Humanistik:

Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.

Kepribadian sehat ditinjau dari aliran :
Psikoanalisa
Psikoanalisis disebut sebagai depth psychology yang mencoba mencari sebab-sebab perilaku manusia pada alam tidak sadarnya.
Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa kea lam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a.        Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b.        Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
c.         Ego, adalah pengawas realitas.
Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan itu!”.Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya). Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadang kala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan misalnya ketika kita dimarahin oleh atasan, kita memukul tembok untuk memuaskan rasa amarah kita.
Behavioristik
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang.
Prinsip dasar behaviorisme:
1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
2)  Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
3)  Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4)  Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistic dalam perkembangan ilmu psikologi.
Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan  besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat diamati. Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Kedua aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari atau conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.

Pendapat Allport tentang kesehatan mental
Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih tinggi.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.

                                Sumber :
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma. 
Semiun, Yustinus. (2006) Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Fromm. Yogyakarta: Kanisius.
Hall S. Calvin, dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.
Schultz Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Schultz Duane. 1991. Pengantar Psikologi Kepribadian Non Psikoanalitik. Yogyakarta : Kanisius.

Jumat, 06 April 2012

Ratapan Hati

Coba berikan hatimu untuk ku
Biarkan aku menjaga hatimu
Walaupun aku bukan orang
Yang pantas tapi aku
Akan mencoba semampu dan sebisaku
Menjaga dan mempertahankan semua
Aku merasa sangat hampa tanpa
Adanya dirimu dalam hidupku
        Bila saja kamu menyadari
        Bahwa hanya aku yang
        Bersedia setia menunggu kamu
        Sampai detik ini tanpa
        Pernah peduli dengan rasa
        Sakit yang kamu buat
Jika kamu tetap tidak
Memperdulikan aku disini izinkan
Aku mencintaimu sampai akhir
Semoga suatu saat kamu
Mengerti apa yang seharusnya
Cinta memang tidak harus
Memiliki dan bersama selamanya

Fobia

Fobia adalah rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda, situasi, kejadian tertentu yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari sesuatu yang ditakuti itu. Perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah sesuatu yang ditakuti oleh penderita fobia biasanya bukanlah obyek yang menakutkan bagi sebagian besar orang normal .
Fobia Sosial
Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. individu yang mengalami fobia sosial biasanya menghindari situasi yang membuat dia merasa dievaluasi, mengalami kecemasan, atau melakukan perilaku yang tidak seharusnya  .
Study Kasus
Ada seorang anak yang mengalami fobia sosial kareana serangan panik secara spontan saat berhubungan sosial dan interaksi dengan orang lain .
Gejala
Geajala – gejala fobia sosial bervariasi mulai dari tanda – tanda merubah diri dari dunia luar selama berhari – hari atau bermingu – minggu tetapi yang sering terjadi dan gejala yang timbul pada fobia sosial adalah sebagaia berikut :
Jantung yang berdebar kencang .
Nafas terasa sesak akibat sangking cemas ya ketika menghadapi suatu masalah atau dalam interaksi .
Keluar keringat dingin kareana kepanikan yang berlebih .
Mual .
Kesemutan/Gemetaran di karenakan rasa cemas yang melanda pikiran seseorang tersebut .
Rasa takut yang tidak jelas .

Penyebab
Karena serangan cemas secara spontan ketika dia sedang berhubungan sosial .
Dapat terjadi juga jika seseorang di perhatikan terus menerus oleh orang lain .akibatnya orang tersebut mengalami keterbatasan dalam interaksi, makan ,minum atau melakukan sesuatu hal lain di depan orang lain .
 Faktor biologis Serangan cemas yang berhubungan dengan fobia sosial diperkirakan akibat dari  gangguan  keseimbangan  neurokimia  pada  susunan  saraf  pusat  yang menyebabkan individu tersebut mudah cemas    dan takut .

Penanganan  Phobia sosial
Penyembuhan dapat di lakukan dengan 2 cara .
Cara yang pertama dengan  mengubah pola hidup sehat terhadap pasien .
Dengan cara sebagai berikut :
Kurangi Konsumsi Kafein
Kurangi Konsumsi Alkohol
Berhenti Merokok
Waktu Tidur Yang Cukup

Terapi Perilaku Kognitif
itu di dasarkan premis bahwa apa yang seseorang pikirkan mempengaruhi perasaannya ,dan perasaaan mempengaruhi perilaku seseorang tersebut .
jika orang tersebut mengubah cari berfikirnya tentang situasi sosial yang memberikan kecemasan ,orang tersebut akan merasakan dan berfungsi lebih baik dari sebelumnya .

Terapi perilaku fobia sosial berupa :
Belajar mengontrol gejala-gejala kecemasan fisik melalui relaksasi dan pernafasaan karean teknik tersebut sangat membantu dalam mengatasi kepanikan .
Menentang fikiran-fikiran negatif yang tidak  membantu dan hanya dapat menimbulkan kecemasan sosial ,dan mengagntinya dengan pandangan yang lebih positif dan seimbang .
Menghadapi situasi sosial yang ditakuti secara bertahap, sistematis, dari pada menghindarinya .

Penaganan phobia
Dalam penanganan penderita fobia, penderita tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri sehingga haruslah dibantu oleh terapis yang kompeten dibidangnya. Banyak sekali terapi yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa pendekatan terapi yang bisa dilakukan. Pendekatan Psikoanalisa yaitu dengan dua cara
 pengungkapan kecemasan yang direpresi .
 Penyelesaian konflik masa kanak-kanak .
Pendekatan Behavioral yaitu
Systematic desensitization, yaitu individu yang menderita fobia membayangkan serangkaian situasi yang semakin menakutkan sementara ia berada dalam kondisi rileks .
Flooding, yaitu teknik terapeutik dimana klien dipaparkan dengan sumber fobia dalam intensitas penuh .
Modelling, yaitu teknik lain yang menggunakan pemaparan terhadap berbagai situasi yang ditakuti. Pendekatan Kognitif yaitu Eliminasi irational belief, dengan cara menghapuskan pemikiran yang irasional. Pendekatan Biologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan seperti sedative, transquilizer, dan anxyolitic .

Perkembangan emosi pada anak

Emosi
Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan.
Kasus
Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama tetapi dia sering marah dan cenderung cemburu ketika dia merasakan kasih sayangnya berkurang, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius.
Gejala
         Ditandai dengan rasa bosan
        Takut
          Menangis
             Tidak adanya keinginan untuk berpartisivasi pada kegiatan di sekolah atau di rumah,
       Marah
         Kebiasaan berbohong
       Berbuat kasar kepada teman
    Bereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang kecil, dan perubahan yang drastis terhadap penampilan akademik.
Penyebab
Penyebab emosi pada anak ada 2 penyebab emosi pada anak yaitu emosi umum dan kondisi sekitar anak :
1.      Pola emosi  yang umum pada anak-anak adalah :

§      Rasa Takut
Rangsangan takut bayi biasanya berupa suara keras, binatang,tempat gelap, rasa sakit dan sebagainya. Anak kecil lebih takut pada benda-benda dibandingkan dengan bayi. Alasannya anak kecil lebih mampu mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi  .
§      Rasa Marah
Rasa marah sering diekspresikan oleh anak-anak daripada rasa takut. Alasannya karena anak-anak mengetahui bahwa kemarahan adalah cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan .
§      Rasa Cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi yang normal terhadap kehilangan rasa kasih sayang dari orang-orang disekeliling anak tersebut. Pola rasa cemburu dikombinasikan dengan rasa takut dan amarah .
§      Rasa Gembira
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan. Anak merasa gembira mengekspresikannya dengan tertawa riang, bertepuk tangan atau berlompat-lompat .

2.      Kondisi sekitar anak yang mempengaruhi emosi dominan .

§      Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan menjadi dominan, sebaliknya kondisi kesehatan yang buruk mendorong emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan.
§      Suasana rumah
Jika anak tumbuh didalam keluarga yang penuh dengan kebahagiaan maka hal tersebut mendorong emosi yang menyenangkan untuk anak, sebaliknya juga apabila  anak tumbuh dilingkungan keluarga yang penuh dengan pertengkaran, dendam, kecemburuan maka hal itu akan mendorong emosi yang tidak menyenangkan untuk anak.


Penanganan

Penaganan dalam perkembangan emosi anak dapat di terapkan dengan cara sebagai berikut :

§      Belajar secara coba dan ralat
Belajar secara coba dan ralat melibatkan reaksi. Anak belajar secara coba dan ralat untuk mengekspresikan emosidalam bentuk prilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan memberikan prilaku yang menolak prilaku yang memberikan sedikit pemuasan.
§      Belajar dengan cara meniru
Anak-anak bereaksi dengan rangsangan dan metode yang sama dengan orang-orang yang diamati.
§      Belajar dengan cara mempersamakan diri
 Learning by identification sama dengan learning by imitation. Yang membedakannya adalah pertama, anak hanya mengkagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kedua, motivasi untuk menirukan orang lebih kuat dibandingkan dengan motivasi meniru sembarang orang.
§      Coditioning
Conditioning berarti belajar melalui asosiasi. Dalam metode ini objek dan situasi gagal dalam menimbulkan emosi kemudian berhasil setelah diasosiasikan. Contoh anak yang takut bermain dengan boneka kemudian diasosiasikan dengan permen, setelah dikondisikan maka rasa takut anak tersebut akan hilang.                         



Sabtu, 24 Maret 2012

kepribadian menurut erikson

Erikson
 Erikson menerima dan mengikuti teori Freud tentang struktur psikologis, kesadaran dan ketidaksadaran, dorongan ( drive ), tahap-tahap perkembangan psikoseksual, dan metodologi psikoanalisis. Namun, erikson menambahkan ke teori-teori Freud tersebut 8 tahap perkembangan psiko-sosial .
 Tahap 1 : Trust Vs. Mistrust ( kepercayaan vs. ketidakpercayaan )Secara kronologis tahap ini adalah periode dari bayi lahir sampai usia 1 atau 2 tahun. Bayi yang mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang dan cinta dari orang-orang disekitarnya akan mengembangkan rasa percaya dan rasa aman dan muncul harapan dasar dalam kehiupannya. Sementara itu, bayi yang kurang mendapatkan kasih sayang, kurang terpenuhi kebutuhannya, dan kurang dicintai akan mengembangkan perasaan tidak aman dan kurang dapat mempercayai lingkungannya .
Tahap 2 : Autonomy vs. Shame , Doubt ( otonomi vs. Rasa malu dan keragu-raguan )Menurut Erikson, tahap kedua ini terjadi selama masa kanak-kanak awal, sekitar usia 2 sampai 4 tahun. Anak-anak yang mendapatkan pengasuhan yang “baik” akan mangembangkan rasa yakin akan kemampuannya, mampu mengendalikan dirinya, dan bangga akan dirinya. Otonomi bagi usia ini bukan berarti bahwa mereka dapat mengambil inisiatif sendiri dan mampu melakukan semuanya sendiri, namun lebih kepada kemampuan menunjukkan keinginannya sendiri, menolak sesuatu yang tidak dikehendaki, dan mencoba sesuatu yang diinginkan .
 Tahap 3 : Initiative vs. Guilt ( prakarsa vs. Rasa bersalah )Erikson meyakini bahwa tahap ini dilalui selama “usia bermain” atau tahun-tahun terakhir masa pra sekolah ( sekitar usia 3 sampai 5 tahun ) .Selama tahap ini anak-anak yang berkembang secara sehat akan belajar :
1.      Berimajinasi : untuk memperluas keterampilannya termasuk dalam bermain
2.      Bekerja sama dengan orang lain
3.      Memimpin dan dipimpin .
 Anak-anak yang kurang dapat berkembang secara sehat akan mengalami :
1.      Ketakutan
2.      Kurang dapat bergabung dalam kelompok
3.      Lebih tergantung pada orang dewasa
4.      Terhambat perkembangan imajinasi dan perilaku bermainnya
 Tahap 4 : Industry vs. inferiority ( tekun vs. rasa rendah diri )
Tahap ini kira-kira dilalui ketika anak-anak melalui usia sekolah atau sekitar usia 5 atau 6 sampai usia 12 tahun . Pada tahap ini anak-anak mempelajari keterampilan yang lebih formal, seperti :
1.      Berhubungan dengan teman sebaya berdasar pada aturan-aturan terterntu
2.      Berkembang dari pola bermain yang bebas menuju permainan yang menggunakan aturan dan memerlukan kerja sama kelompok dan
3.      Menguasai materi pelajaran sosial, membaca dan matematika .
 Tahap 5 : Identity and repudiation vs. identity diffusion ( identitas vs. kekaburan identitas )
Selama krisis psikososial tahap kelima, remaja ( sekitar usia 13 atau 14 sampai usia 20 tahun ), berusaha mencari jawaban atas pertanyaan tentang “siapakah AKU ?” dengan jawaban yang memuaskan dan membahagiakan. Namun, ada sebagian remaja yang mengalami kebingungan dalam mencari identitas dalam dirinya. Misalnya mereka yang di tolak oleh keluarga .
Erikson percaya bahwa ketika individu berhasil melalui masa remaja awal, kematangan diri tercapai . Pada kondisi ini, individu mencapai keyakinandirinya. Remaja mencoba mencari model ( seseorang yang dapat dijadikan contoh ) dan secara bertahap mengembangkan nilai-nilai ideal bagi kehidupannya .
 Tahap 6 : Intimacy and Solidarity vs. isolation  ( keintiman dan solidaritas vs. isolasi )
Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial  yang mengarah kepada ikatan perkawinan atau hubungan persahabatan yang erat dan bertahan dalam waktu yang panjang.
 Tahap 7 : Generativity vs. Self-absorption ( kebangkitan vs. kemandegan )
Pada tahap dewasa, individu di tuntut mampu menempatkan peran dirinya secara tepat, baik dalam kerangka perkawinan dan pengasuhan anak, maupun dalam dunia kerja agar lebih kreatif dan produktif, dan juga dalam peran di lingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan kemasyarakatan .
 Tahap 8 : Integrity vs. Despair ( integritas vs. kekecewaaan )
Apabila tujuh tahap sebelumnya dapat dilalui dengan berhasil oleh individu maka individu akan mencapai penilaian tertinggi : integritas. Individu akan memiliki rasa percaya-pada dirinya dan orang lain- tidak tergantung pada orang lain, mengembangkan konsep diri yang positif, dapat menjalin hubungan yang kuat dan realistis tanpa rasa bersalah dan penyesalan, dan dia bangga atas apa yang dia kerjakan dan dia capai: keluarganya, pekerjaannya dan kegemarannya. Jika ada krisis pada tahap-tahap sebelumnya yang individu belum dapat menyelesaikan maka akan memunculkan rasa bersalah, penyesalan, dan rasa putus asa.


Sumber :  
American Psychiatric Association. 1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (4th ed).  Washington, DC: America Psychiatric Association
Erikson, E. H. childhood and society. New York: Norton, 1950, 2nd ed. Revised and enlarged, 1963
Erikson, E. H. identify: youth and crisis. New York: Norton, 1974

kepribadian menurut freud

Kepribadian Seseorang Dapat Berkembang Menurut Freud

Freud
Mengenai perkembangan manusia, Freud mempunyai dua pendapat pokok. Pertama, beberapa tahun pertama dalam kehidupan manusia ( 0-5 tahun ) merupakan masa yang paling penting dalam pembentukan kepribadian individu. Kedua, perkembangan manusia melibatkan tahap perkembangan psiko-seksual .
 1. Tahap Oral ( Lahir sampai sekitar usia 1 tahun )Tahap ini dimulai ketika bayi lahir. Pada tahap ini, kepuasan oral menjadi pusat dari kehidupan individu. 
 2. Tahap Anal ( 1 – 3 tahun )Pada tahap anal, anak-anak memasuki masa toilet training ( masa yang tepat untuk melatih buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya ).Pada tahap ini, anak-anak menghadapi konflik antara tuntutan orang tua dengan keinginan anak dan kemampuan fisiknya : orang tua menuntut anak untuk belajar mengendalikan keinginan buang air ( kecil dan besar ) dan melakukannya pada tempatnya ( toilet ) , sementara anak ingin mengeluarkan begitu terasa ingin dan mungkin, kemampuannya untuk menahan juga belum sempurna .
 3. Tahapa Phalik ( 3 – 5 tahun )Pada tahap ini, daerah erogen ( daerah yang sensitif  terhadap rangsangan ) adalah wilayah kemaluan. Anak-anak mulai tertarik mengamati alat kelaminnya dan alat kelamin orang lain. Biasanya pada tahap ini anak-anak suka memegang-megang alat kelaminnya dan seolah-olah mendapatkan kepuasan dari perilaku tersebut .
 4. Tahap Laten ( 5 tahun sampai awal masa puber )Pada tahap ini, dorongan seksual tidak menonjol dan cenderung ditekan. Anak-anak akan memunculkan energi libido dalam bentuk-bentuk yang lebih diterima secara sosial. 
 5. Tahap Genital ( Masa Remaja )Pada tahap ini fokus energi kembali ke area alat kelamin dan individu mulai tertarik untuk menjalin hubungan dengan teman yang berbeda jenis kelaminnya .
Freud, S. The standard edition of the complete psychological works. J. Strachey (Ed). London: Hogarth Press,1953 - 1974.
American Psychiatric Association. 1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (4th ed).  Washington, DC: America Psychiatric Association