1)
Jelaskan
pengertian psikoterapi?
Psikoterpi adalah suatu
interksi sistemtis antara pasien dan terpis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran,
dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan
memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang
individu.
1. Wolberg (1967
dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan
bahwa psikoterapi
merupakan suatu
bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan
tujuan menghilangkan skimtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu
serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
2. Corsini (1989)
mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan
untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
3. psikoterapi adalah pengaplikasihan berbagai metode klinis
dan sikap interpersonal yang informed (didasari oleh informasi yang cukup ) dan
dilakukan secara sengaja, berdasarkan prinsip – prinsip psikologi yang sudah
mapan, dengan maksud membantu orang lain untuk memodifikasi prilaku kognisi,
emosi, dan karakteristik pribadi lainya ke arah yang diinginkan oleh
partisipannya.
4. Korchin (1976)
menyatakan bahwa psikoterapi individual merupakan bentuk psikoterapi yang
paling mendasar, tetapi dapat pula di dalamnya terdapat lebih dari satu klien.
Bentuk individual ini menghubungkan proses psikoterapi dengan partisipan/ orang
lain selain partisipan yang dibawa dalam sesi trerapi ketika hal ini
diperlukan. Inilah yang disebut “conjoint family therapy”.
5. Korchin (1976)
menjelaskan asumsi yang mendasari semua jenis psikoterapi adalah bahwa perilaku
manusia dapat dirubah. Kepribadian individu dan kemampuan untuk mengatasi
masalah (coping) baik adaptif maupun tidak adaptif, mewakili
sisa-sisa hasil belajar sepanjang
kehidupan.
2) Jelaskan tujuan psikoterapi?
Tujuan ditetapkan aktifitas psikoterapi adalah untuk
melakukan perubahan positif terhadap klien atas gangguan yang dialaminya.
Biasanya, proses psikoterapi berhubungan dengan metode dan tehnik yang
digunakan oleh teapisnya dengan berdasar pada teori kepribadian yang melandasi
pemberian psikoterapi.
Berikut tujuan psikoterapi dari
berbagai pendekatan menurut Ivey (1987) dan Corey (1989).
o Tujuan psikoterapi
psikodinamika menurut Ivey adalah membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadian dilakukan terhadap
kejadian yang sudah lewat. Kemudian menyusun sintesis yang baru dari konflik
yang telah lalu.
Sedangkan menurut Corey, tujuan psikoterapi psikodinamika adalah membuat sesuatu yang
tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan
melalui pemahaman intelektual.
o Ivey menggambarkan
tujuan psikoterapi Rogerian adalah untuk memberikan jalan terhadap
potensi yang dimiliki seseorang agar menemukan sendiri arah wajarnya, menemukan
dirinya yang nyata, mengeksploitasi emosi yang mejemuk, dan sebagainya.
Sedangkan Corey menggambarkan psikoterapi
Rogerian sebagai pemberian suasana aman dan bebas agar klien mengeksplorasi
diri dengan baik, mengembangkan diri ke arah keterbukaan, memperkuat percaya
diri, dan sebagainya.
o Ivey merumuskan
tujuan eksistential humanistic sebagai proses untuk menemukan arti dan
melakukan tindakan, menyadarkan hal azasi terhadap manusia, mengewmbangkan
aspek-aspek diri untuk mencapai kematangan.
Corey menyatakan tujuan eksistential humanistic
sebagai upaya membantu seseorang mengetahui ia punya kebebasan, membantu klien
mengenali bahwa ia bertanggung jawab, dan untuk mengidentifikasi faktor yang
menghambat kebebasannya.
o Ivey menyatakan
tujuan psikoterapi behavioristik sebagai upaya menghilangkan kesalahan
dalam belajar dan berperilaku sesuai pola perilaku yang benar.
Corey, dengan psikoterapi behavioristik bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang
tdak sesuai dan belajar perilaku yang efektif.
o Ivey menjelaskan
tujuan psikoterapi kognitif behavioristik yaitu untuk menghilangkan
pikiran menyalahkan diri, mengembangkan berpikir lebih rasional, dan toleran
terhadap diri dan orang lain, dan sebagainya.
Dan Corey merumuskan tujuan psikoterapi
kognitif behavioristik dan rasional emotif yaitu untuk menghilangkan cara
pandang klien untuk mennyalahkan diri, membantu memperoleh pandangan hidup yang
lebih rasional dan toleran, membantu
klien untuk memberi metode dalam penyelesaian masalah.
o Menurut Ivey
dalam pendekatan gestalt memiliki tujuan agar seseorang lebih menyadari
kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah hidup seseorang.
Tujuan pendekatan gestalt menurut Corey,
untuk membantu klien memperoleh pemahaman dalam bertanggung jawab.
·
Pendekatan terapi realitas
menurut Ivey, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa
campur tangan orang lain agar mampu
menentukan keputusan yang bertanggung jawab. Corey merumuskan tujuan terapi
realitas yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam menilai apa yang sedang
dilakukan.
3)
Jelaskan perbedaan antara
psikoterapi dan konseling?
Beberapa pemahaman
seringkali menjadi permasalahan, apakah yang dilakukan penolong terhadap
kliennya dalam proses psikoterapi atau konseling. Ada beberapa di antara kedua
metode ini memiliki perbedaan, di sisi lain ada juga kesamaan. Menurut Mappiare
(2004) ada sejumlah perbedaan psikoterapi dan konseling dikemukakan sebagai
berikut:
1. Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebih luas dari pada konseling.
2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebih mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
3. Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
4. Dijelaskan oleh Narayana Rao (dalam Mappiare, 2004) bahwa tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya berbeda dalam proses pencapaiannya. Psikoterapi mencapainya dengan cara ‘pembedahan’ psikis dan pembedahan otak. Proses konseling lebih mengarah pada identifikasi dan kekuatan-kekuatan positif yang dimiliki klien, agar klien lebih maksimal dalam kehidupannya.
4) jelaskan pendekatan psikoterapi
terhadap illness?
1. Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang lebih luas dari pada konseling.
2. Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebih mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
3. Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
4. Dijelaskan oleh Narayana Rao (dalam Mappiare, 2004) bahwa tujuan antara konseling dan psikoterapi sama, namun keduanya berbeda dalam proses pencapaiannya. Psikoterapi mencapainya dengan cara ‘pembedahan’ psikis dan pembedahan otak. Proses konseling lebih mengarah pada identifikasi dan kekuatan-kekuatan positif yang dimiliki klien, agar klien lebih maksimal dalam kehidupannya.
Behavior
Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum
pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar
sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior
therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative
learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia
bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau
aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan
ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah
melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah
belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku
ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L.
Thorndike yang mengemukakan konsep operant
conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena
berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Psychological
Meliputi
suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan,
krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang
dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan
sepanjang hidup individu.
Cognitive Therapy
Terapi
Kognitif (Cognitive Therapy) punya
konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu,
pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus
pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi
pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar
dalam cognitive therapy antara lain
Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan
kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan
berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan
kognitif adalah Collaborative Empiricism,
Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational
Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy
(CAT) dan sebagainya.
5) jelaskan dan
sebutkan bentuk utama terapi?
A.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1
Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
-
Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
- Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan
yang baru dan lebih baik.
- Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi,
eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2 Psikoterapi
Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan
yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok,
terapi keluarga, psikodrama, dll.
3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight)
akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas
struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian
(Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi
berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
B. Menurut “dalamnya”, psikoterapi terdiri atas:
1. ”superfisial”, yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau
proses pada “permukaan”, yang tidak menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi
yangdirepresi.
2. “mendalam” (deep),
yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam nirsadar atau
materi yang direpresi.
C. Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi
dibagi menurut teknik perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi
ventilatif, sugestif, katarsis, ekspresif, operant
conditioning, modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.
D. Menurut konsep teoretis tentang motivasi dan perilaku,
psikoterapi dapat dibedakan menjadi: psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional
dianggap teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi); psikoterapi kognitif
(problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan kognitif automatis yang “keliru”;
dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan,
dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran). Psikoterapi kognitif
dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan psikoterapi dinamik
berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan pasca-Freud.
E. Menurut setting-nya,
psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas
terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)
Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem
di antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga,
dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan
mempengaruhi keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan
keluarga akan mempengaruhi gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh
anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok,
dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh
satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif
dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat
terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem
yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka
dapat saling memberikan dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara
baru mengatasi problem yang dihadapi.
F. Menurut nama pembuat teori atau perintis metode
psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi menjadi psikoanalisis Freudian, analisis
Jungian, analisis transaksional Eric Berne, terapi rasional-emotif Albert Ellis,
konseling non-direktif Rogers, terapi Gestalt dari Fritz Perls, logoterapi
Viktor Frankl, dll.
G. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan
psikoterapi, misalnya narkoterapi, hypnoterapi, terapi musik, psikodrama,
terapi permainan dan peragaan (play
therapy), psikoterapi religius, dan latihan meditasi.
H. Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas namun
akhir-akhir ini banyak dipakai antara lain: konseling, terapi interpersonal,
intervensi krisis.
Daftar pustaka
Sunderberg,
Norman D. Winnebarger, Allen A. Taplin, Julian R. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta. Pustaka
Belajar.
Ardani,
Tristiadi Ardi. Rahayu, Iin Tri. Sholichatun, Yulia. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta. Graha
Ilmu.
Hartosujono, Diktat Psikoterapi,Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa,Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Gunarsa,
D. 1992. Konseling dan psikoterapi.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Corey,
G. Teori dan praktek konseling dan
psikoterapi. Bandung: PT. Eresco
Mappiare,
Andi. (1992). Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Sholikhah,
Hadiyatu. (2009). Terapi stress melalui
psikoterapi islam menurut pemikiran dadang hawari. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar