KEBUDAYAAN DAN KESASTRAAN
Kebudayaan merupakan jiwa peradaban. Penganut mazhab jerman lebih jauh mengatakan bahwa kebudayaan adalah apa yang kita dambakan sedangkan peradaban (sebagai perluasan dari kebudayaan) adalah apa yang kita pergunakan. Kebudayaan tercermin dalam seni, bahasa, sastra, aliran pemikiran, falsafah dan bentuk-bentuk spiritualitas dan kebijakan moral, serta dalam ilmu-ilmu teoritis yang dikembangkan dan dihasilkan dalam suatu bangsa. Peradaban tercermin dalam politik praktis, ekonomi, teknologi, ilmu terapan, sopan santun, pelaksanaan hukum, ilmu kedokteran, dan sebagaimya. Peradaban yang sedang berkembang dalam masyarakat mungkin saja tidak berakar pada kebudayaan masyarakat atau bangsa bersangkutan, seperti dialami bangsa Indonesia sejak pemerintah kolonial memaksakan struktur kehidupan sosial, politik, dan ekonominya hingga sekarang. Jika demikian maka peradabannya itu mudah rapuh dan rentan terhadap goncangan.
Negara berperan penting dalam berkembangnya kebudayaan. Menurut Ibnu Khaldun, kebudayaan ialah kondisi-kondisi kehidupan yang melebihi dari sekadar apa yang diperlukan. Kehidupan semacam itu tidak akan berkembang benar-benar kecuali di kota. Karena itu kebudayaan sangat erat dengan negara, yang pusat pemerintahannya berada di kota dan menjadikan kota sebagai urat nadi kehidupan sebuah negara. Adanya negara yang melindungi kebudayaan untuk berkembang subur, maka suatu kebudayaan akan dapat maju. Dengan adanya kebudayaan pula sebagai landasan hidup bernegara dan bermasyarakat maka negara akan mempunyai tujuan spiritual yang jelas. Begitu pula nilai-nilai moral dan kebajikan, seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan, dijamin berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar